Beranda Tips & Trik 5 Tips Cegah Kebakaran dan Sengatan Listrik Akibat Korsleting di Rumah

5 Tips Cegah Kebakaran dan Sengatan Listrik Akibat Korsleting di Rumah

Hampir 90% kebakaran di Jakarta disebabkan oleh masalah kelistrikan, terutama korsleting akibat instalasi yang tidak aman dan kelalaian penggunaan listrik di rumah.

1161
0
tips cegah kosleting listrik rumah kebakaran realestat.id dok
Foto Ilustrasi: Realestat.id
Google search engine

RealEstat.id (Jakarta) – Korsleting listrik masih menjadi penyebab utama kebakaran rumah di Jakarta dan berbagai wilayah Indonesia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengungkapkan bahwa hampir 90% kebakaran di Ibu Kota disebabkan oleh masalah kelistrikan, terutama korsleting akibat instalasi yang tidak aman dan kelalaian penggunaan listrik di rumah.

Untuk mengurangi risiko ini, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan menerapkan langkah-langkah pencegahan korsleting listrik sejak dari rumah.

Berikut ini adalah lima tips penting untuk mencegah kebakaran dan sengatan listrik yang dapat Anda terapkan demi menciptakan lingkungan rumah yang lebih aman.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS), Si Pengaman Instalasi Listrik dari Bahaya Kebakaran

1. Gunakan Stopkontak Secara Bijak

Salah satu cara paling efektif mencegah kebakaran akibat listrik adalah membiasakan diri mencabut peralatan elektronik seperti setrika, rice cooker, dispenser, atau kipas angin saat tidak digunakan.

Selain menghindari korsleting, kebiasaan ini juga membantu menghemat energi.

Pastikan Anda hanya menggunakan stopkontak berkualitas tinggi yang tahan panas dan sesuai standar keamanan.

Hindari penggunaan stopkontak murah atau palsu yang bisa meleleh atau terbakar karena arus listrik berlebih.

Baca Juga: Upaya Schneider Electric Edukasi Masyarakat Pentingnya Instalasi Listrik yang Aman

2. Periksa dan Rawat Instalasi Listrik Secara Berkala

Melakukan pemeriksaan rutin sistem kelistrikan adalah langkah pencegahan yang sering diabaikan, namun sangat penting.

Cek kondisi kabel, stopkontak, dan sakelar secara berkala, terutama di area padat aktivitas seperti dapur dan ruang keluarga.

Gantilah kabel atau peralatan listrik yang sudah usang atau rusak untuk mencegah risiko korsleting.

Jika ditemukan stopkontak longgar atau panas berlebih, segera perbaiki atau konsultasikan kepada teknisi bersertifikat.

Baca Juga: Inisiatif Listrik Aman Schneider Electric Dukung Program Rumah Layak Huni Pemerintah Indonesia

3. Siapkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Terapkan SOP Keselamatan Kebakaran

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan perlengkapan darurat yang sebaiknya tersedia di setiap rumah, terutama dekat dapur atau panel listrik.

Pemerintah DKI Jakarta juga telah mendorong agar setiap RT memiliki APAR sebagai bagian dari sistem tanggap darurat kebakaran.

Pastikan seluruh anggota keluarga memahami cara penggunaan APAR dengan benar agar siap dalam kondisi darurat.

Baca Juga: Token Listrik 50 Ribu Dapat Berapa kWh? Cek Perhitungannya di Sini

4. Gunakan Instalasi Listrik Berkualitas dan Instalatur Bersertifikat

Agar instalasi listrik aman dan tahan lama, pastikan pekerjaan kelistrikan di rumah dilakukan oleh instalatur bersertifikat SKTTK (Sertifikat Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan) yang diakui Kementerian ESDM.

Selain itu, instalasi harus mematuhi standar PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) dan hanya menggunakan peralatan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia).

Contohnya, kabel harus sesuai kapasitas arus agar tidak terjadi panas berlebih yang dapat memicu korsleting.

Baca Juga: Kenali Konsep ‘Rumah Pasif’ yang Bisa Bikin Hemat Listrik Hingga 95%

5. Lindungi Instalasi Listrik dengan MCB dan RCCB (GPAS)

MCB (Miniature Circuit Breaker) berfungsi memutus aliran listrik otomatis saat terjadi beban berlebih atau korsleting.

Namun untuk perlindungan maksimal, instalasi listrik rumah juga harus dilengkapi RCCB (Residual Current Circuit Breaker) atau GPAS, yang secara otomatis memutus arus saat terjadi kebocoran listrik sekecil 30 mA.

Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste menjelaskan, penggunaan perangkat listrik berkualitas bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga investasi jangka panjang untuk keselamatan rumah dan keluarga.

Baca Juga: Beli Token Listrik 100 Ribu Dapat Berapa kWh? Ini Hitungannya

“Hindari tergoda harga murah yang tak menjamin kualitas, karena keselamatan jiwa jauh lebih penting daripada penghematan sesaat,” tuturnya.

Dengan menerapkan lima langkah perlindungan kelistrikan ini, imbuh Martin, tidak hanya memperkecil risiko korsleting dan kebakaran rumah, tetapi juga mendukung gerakan nasional menuju budaya keselamatan listrik di masyarakat Indonesia.

Schneider Electric berkomitmen membantu masyarakat mengenali risiko kelistrikan dan mendorong penggunaan perangkat proteksi MCB dan RCCB untuk mencegah kebakaran dan sengatan listrik di rumah,” jelasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News