RealEstat.id (Jakarta) – Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) tengah mematangkan skema sewa-beli rumah atau rent to own (RTO) sebagai alternatif pembiayaan perumahan untuk mempercepat program 3 juta rumah.
Regulasi yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat berpenghasilan tidak tetap dan pekerja informal ini akan digodok oleh Tim kelompok kerja (Pokja) yang segera dibentuk untuk membahas detail pelaksanaan skema ini.
Dalam beberapa kesempatan, Menteri PKP, Maruarar Sirait mengatakan pihaknya sedang mengkaji skema rent to own bersama dengan berbagai pihak terkait termasuk perbankan, asosiasi developer properti, dan berbagai stakeholder lainnya.
“Kami mendukung skema pembiayaan ini, karena bisa menjadi solusi bagi kemudahan kepemilikan rumah,” ungkap Menteri PKP.
Baca Juga: Rilis Program Pra KPR, MilikiRumah Bantu Pekerja Mandiri Lewat Skema Rent-to-Own
Dukungan terhadap inisiatif tersebut datang dari MilikiRumah, perusahaan rintisan di bidang social property technology (proptech) dan financial technology (fintech).
Menurut Marine Novita, President Director MilikiRumah, kehadiran regulasi rent to own dapat menjadi solusi konkret bagi jutaan masyarakat Indonesia yang kesulitan mengakses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) konvensional.
“Lebih dari 60% tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor informal dengan pendapatan tidak tetap. Kondisi ini membuat banyak calon pembeli rumah tidak memenuhi kriteria perbankan,” jelasnya di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Selain itu, imbuh Marine Novita, data menunjukkan terdapat lebih dari 16 juta nasabah pinjaman online (pinjol) dengan tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL) yang meningkat.
Baca Juga: Dukung APERSI, Kementerian PKP Siapkan Skema Sewa-Beli Rumah Subsidi
Hal ini menyebabkan banyak calon pembeli rumah memiliki catatan keuangan yang tidak sempurna di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, sehingga gagal memperoleh KPR.
“Bahkan, sejumlah developer mengungkapkan calon pembeli yang terkendala seperti ini mencapai dua per tiga dari total leads atau prospek yang masuk,” terangnya.
Melihat tantangan tersebut, MilikiRumah rent to own hadir sebagai solusi inovatif dengan membangun ekosistem bersama developer perumahan dan perbankan untuk memberi kesempatan kepada mereka yang belum dapat mengambil KPR.
Melalui program Pra KPR (Rent to Own), calon pembeli rumah dapat menyewa terlebih dahulu sambil membangun riwayat pembayaran atau Repayment Capacity (RPC).
Baca Juga: Skema Sewa Beli (Rent to Own): Solusi Pembiayaan Hunian yang Masih Perlu Pembenahan
Dalam periode ini, MilikiRumah memberikan pendampingan keuangan dan edukasi, termasuk bagi pelaku UMKM, agar mereka dapat memperbaiki kondisi finansial dan meningkatkan peluang lolos KPR di masa depan.
Program ini juga didukung teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning yang dikembangkan MilikiRumah.
Teknologi tersebut membantu menganalisis kemampuan finansial calon pembeli secara akurat dan cepat, menyesuaikan solusi pembiayaan sesuai profil masing-masing.
Hingga kini, terdapat 29 proyek hunian dari 15 developer ternama di wilayah Jabodetabek yang telah mengadopsi sistem AI milik MilikiRumah.
Teknologi ini membantu proses seleksi calon pembeli menjadi lebih efisien, transparan, dan responsif.
Baca Juga: SMF Tawarkan Pembiayaan Rumah untuk MBR Sektor Informal, Apa Syaratnya?

Kolaborasi dengan BTN
Sebagai bagian dari pengembangan ekosistem rent to own di Indonesia, MilikiRumah telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).
Melalui kemitraan ini, peserta program Pra KPR yang menunjukkan kelancaran pembayaran selama satu tahun berpotensi “naik kelas” menjadi nasabah resmi KPR BTN.
Tak hanya itu, MilikiRumah juga tengah menyiapkan RTO Fund sebagai sumber pembiayaan alternatif bagi skema rent to own, sambil menawarkan imbal hasil menarik bagi investor.
“Langkah ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem pembiayaan inklusif di sektor properti,” ungkap Marine Novita.
Ekosistem Rent-to-Own yang sedang dirintis ini, lanjutnya, membutuhkan kerjasama semua stakeholder dan regulator.
Baca Juga: Gandeng CicilSewa dan TapHomes, Bank BTN Luncurkan KPR Rent to Own
Program Pra KPR yang sedang dijalankan MilikiRumah ditujukan untuk membantu segmen underbanked yang jumlahnya cukup besar.
“Kami di MilikiRumah melalui Rent to Own Pra KPR siap membantu pemerintah untuk mencapai target penyaluran 350.000 unit rumah subsidi FLPP di tahun 2025, serta program 3 juta rumah,” tegasnya.
Dukungan dari Developer dan Konsumen
Teknologi AI atau produk SaaS (Software as a Service) dari MilikiRumah diakui banyak pengembang sangat membantu proses pengecekan latar belakang dan profil prospek dari calon konsumen pembeli rumah.
William Liusudarso, President Director Easton Urban Capital mengatakan pihaknya menggunakan produk SaaS dari MilikiRumah untuk membantu tim sales agar lebih memahami kebutuhan dan kondisi konsumen.
“Sehingga upaya yang dilakukan bisa lebih fokus dan akurat,” ujarnya.
Baca Juga: Hadirkan ‘End-to-End Solution’ Bagi Konsumen Properti, Pinhome Andalkan 3 Program Utama
David Sulistyo, Direktur Sakura Land berkomentar sangat antusias menggunakan produk teknologi AI dari MilikiRumah.
“Karena dengan memanfaatkan teknologi ini, kami bisa melayani konsumen dengan lebih responsif. Proses pengajuan KPR juga terasa lebih simple,” ungkapnya.
Candra Wiantono, President Director Winland Development menambahkan produk SaaS dari MilikiRumah membantu pengembang untuk melayani konsumen dengan lebih baik. “Manajemen kami juga dapat mengecek sejauh mana perkembangan sales-nya,” kata Candra Wiantono.
Damar Adiputro, Marketing Communications Manager MASGroup mengaku pengembang saat ini dituntut untuk lebih proaktif dan responsif terhadap kebutuhan konsumen.
Baca Juga: Dwicitra Land Rilis East Ginza, Hunian Jepang Modern di Darmawangsa Residence Bekasi
“Kami antusias dengan produk SaaS dari MilikiRumah karena dengan tools ini kami bisa lebih responsif terhadap konsumen,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang konsumen Pra KPR dari MilikiRumah bernama Nabila (23 tahun) mengungkapkan dirinya selama ini telah merintis usaha klinik bersama dengan orangtuanya.
Sambil melanjutkan usaha, orang tua Nabila juga mendorongnya untuk segera memiliki rumah. Tetapi statusnya saat ini sebagai mahasiswa dan usaha klinik rintisan, membuatnya sulit mendapat KPR dari bank.
“MilikiRumah menawarkan solusi agar saya dapat segera memiliki rumah, yaitu melalui program Pra KPR. Saya didampingi dan usaha klinik kami juga dituntun agar menjadi lebih profesional,” jelasnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News