Beranda Profil BTN Optimistis Jadi Penyalur Kredit Program Perumahan (KPP) Terbesar, Ini Alasannya!

BTN Optimistis Jadi Penyalur Kredit Program Perumahan (KPP) Terbesar, Ini Alasannya!

Dengan dua bulan tersisa di akhir tahun 2025 ini, BTN diprediksi akan mampu menyalurkan KPP tahap awal sekitar Rp2 triliun.

216
0
Bank BTN Logo Baru KPR FLPP RUPS KPP RUPST 2024 2023 realestat.id dok
Foto: Realestat.id
Google search engine

RealEstat.id (Surabaya) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis bisa menjadi penyalur Kredit Program Perumahan (KPP) terbesar.

Keyakinan tersebut didukung oleh solidnya ekosistem serta basis data pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pembiayaan perumahan yang dimiliki BTN.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Nixon LP Napitupulu mengatakan, BTN telah membangun ekosistem pembiayaan perumahan lengkap dari hulu ke hilir yang memberikan berbagai kemudahan bagi para debitur.

Baca Juga: Jelang Spin-off, BTN Syariah Catat Pertumbuhan Dua Digit

Kehadiran program KPP yang baru saja diluncurkan pemerintah, imbuhnya, akan menjadi stimulan untuk mempercepat penyaluran pembiayaan sehingga mengakselerasi pemenuhan Program 3 Juta Rumah yang menjadi andalan Presiden Prabowo Subianto.

Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi sebanyak 2.878 pengembang perumahan, 5.442 kontraktor, dan 4.032 toko bangunan—bahkan ada juga pedagang rumah—yang bisa mengakses KPP lewat Bank BTN.

“Kami berharap bisa menjadi mayoritas dalam menyalurkan kredit ini,” ujar Nixon usai Akad Massal Kredit Usaha Rakyat KUR 800.000 Debitur Penciptaan Lapangan Kerja dan Peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) di Surabaya, Selasa (21/10).

Nixon menjelaskan, skema KPP tersebut mirip dengan KUR yang memiliki bunga khusus, penjaminan, dan proses yang mudah. Untuk KPP, ada dua segmen penyaluran yakni untuk sisi supply dan demand perumahan.

Baca Juga: Permudah Pekerja Sektor Informal Miliki Rumah, Inovasi BTN Diapresiasi Danantara

Menurut Nixon untuk sisi supply, para developer UMKM bisa mengajukan kredit hingga Rp5 miliar per debitur, bahkan bisa diperpanjang hingga empat kali dengan total plafon Rp20 miliar.

Lalu di sisi demand, KPP dapat mencapai Rp500 juta bagi para debitur yang ingin membeli, merenovasi rumah, atau membangun ruko hingga kos-kosan.

Nixon menilai limit yang lebih besar dan proses yang sederhana membuat masyarakat semakin mudah membeli rumah sekaligus menjalankan usaha.

“Dengan bunga hanya 6%, program ini diharapkan membantu masyarakat memiliki rumah untuk usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Adapun, pada sisa dua bulan tahun ini, Nixon memprediksi BTN akan menyalurkan KPP pada tahap awal sekitar Rp2 triliun.

Baca Juga: Tembus 140.000 Unit, BTN Mantapkan Posisi Sebagai Bank Utama Penyalur Rumah Subsidi di Indonesia

“Tahun depan akan kami speed up karena penyaluran KPP juga tentunya akan meningkatkan permodalan sehingga menambah kecepatan developer membangun rumah,” terang Nixon.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan Pemerintah mengalokasikan total anggaran senilai Rp130 triliun untuk KPP.

Dari alokasi tersebut, Airlangga merinci penyalurannya terbagi menjadi dua yakni sebanyak Rp113 triliun untuk sisi supply dan Rp17 triliun untuk sisi demand.

“Anggaran tersebut ditargetkan bisa membangun 320 ribu rumah untuk masyarakat dan mendorong Program 3 Juta Rumah,” tutur Airlangga.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

1 × one =