RealEstat.id (Jakarta) – Standar keamanan konstruksi dalam pembangunan infrastruktur dan arsitektur bangunan modern berkelanjutan menjadi hal penting yang tak boleh ditawar-tawar lagi.
Tentu masih segar dalam ingatan kita bagaimana kegagalan konstruksi membuat bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, menyebabkan ambruk karena tak kuat menahan beban.
Ambruknya Ponpes Al-Khoziny mengakibatkan 67 santri meninggal dunia dan 104 korban selamat lainnya mengalami luka-luka.
Peristiwa pilu ini menambah daftar kasus kecelakaan kerja sektor konstruksi tanah air.
Data dari BPJS Ketenagakerjaan mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi lebih dari 4.200 kasus kecelakaan kerja konstruksi di Indonesia.
Baca Juga: Inovasi Material Bangunan Ramah Lingkungan Bantu Kurangi Emisi Karbon
Bahkan, laporan iSafety Magazine menyebutkan bila sektor ini menyumbang 32% dari total kecelakaan kerja nasional.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa keamanan kerja dan mutu konstruksi masih menjadi tantangan besar di lapangan.
Peningkatan Mutu yang Menyeluruh

Menurut Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma, memastikan kualitas pembangunan tidak boleh dikompromikan karena akan berpengaruh terhadap keamanan hasil konstruksi.
“Pelaku industri harus melihat kualitas pembangunan secara menyeluruh. Mulai dari perencanaan, pemilihan material, hingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi” kata Nyiayu dalam keterangan tertulis, Kamis (06/11/2025).
Salah satu faktor pendukung pembangunan struktur berkualitas adalah penerapan inovasi bahan bangunan ramah lingkungan.
Baca Juga: Rahasia di Balik Inovasi Semen Merah Putih yang Bikin Bangunan Tahan Segala Cuaca
Nyiayu Chairunnikma mengatakan, Semen Merah Putih terus mendorong penerapan praktik pembangunan yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan.
Komitmen terhadap kualitas ini terejawantahkan melalui inovasi produk seperti Semen Merah Putih WaterShield.
WaterShield merupakan semen inovatif dengan teknologi water repellent dengan standar SNI 7064:2022, dan memperoleh sertifikasi Green Label Indonesia (GLI) level Platinum.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan harus mulai dari material yang aman dan bertanggung jawab,” ujar dia.
Baca Juga: Mikroalga: Si Kecil yang Bisa jadi Solusi Ramah Lingkungan Kota Berkelanjutan
Kolaborasi dengan Arsitek Muda
Mewujudkan arsitektur berkelanjutan yang aman juga membutuhkan peran arsitek muda, khususnya Gen Z yang dapat menjadi penggerak utama arah baru dunia konstruksi Indonesia.
Mereka tumbuh sebagai generasi yang tidak hanya peka terhadap isu lingkungan, tetapi juga kritis terhadap aspek keamanan dan kualitas bangunan.
Berdasarkan Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025, kelompok ini memiliki kesadaran tinggi terhadap tanggung jawab sosial dan keberlanjutan.
Termasuk, dalam memilih desain serta material yang aman, efisiensi energi, dan ramah terhadap bumi.
Baca Juga: APBRI Dorong Transformasi Industri Readymix Menuju Konstruksi Berkelanjutan
Seorang Insinyur struktur berkelanjutan dari generasi muda Dhian Puspitasari menegaskan, desain yang baik harus memperhatikan keamanan struktural sekaligus dampak lingkungan.
“Dukungan produsen semen yang menerapkan prinsip keberlanjutan sangat membantu kami menciptakan desain hijau tanpa mengorbankan kreativitas,” ujarnya.
Melalui semangat Hari Arsitektur Dunia, Semen Merah Putih mengajak pelaku industri dan generasi muda untuk bersama membangun masa depan yang tangguh, aman, dan berkelanjutan—dimulai dari fondasi yang kuat.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News











