Beranda Pasar Properti Bekasi dan Tangerang Tak Lagi Jadi Kawasan Industri Utama, Ini Penggantinya!

Bekasi dan Tangerang Tak Lagi Jadi Kawasan Industri Utama, Ini Penggantinya!

Bekasi dan Tangerang telah berkembang menjadi kawasan hunian pendukung Jakarta dan kini lebih diarahkan menjadi zona komersial yang melayani kawasan pusat bisnis.

1242
0
Kawasan Industri ModernCikande Industrial Estate Modernland Realty realestat.id dok
ModernCikande Industrial Estate (Foto: Dok. Modernland Realty)
Google search engine

RealEstat.id (Jakarta) – Pada Kuartal I 2025, tidak terdapat penambahan pasokan lahan kawasan industri baru di Jakarta dan sekitarnya.

Hal ini disebabkan oleh semakin terbatasnya ketersediaan lahan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan industri.

Konsultan real estat, Leads Property mencatat, selama tiga bulan pertama tahun 2025 ini, total penjualan lahan industri tercatat mencapai 28 hektare.

“Aktivitas penjualan tersebut didominasi oleh kawasan Bekasi dan Karawang, yang terus menjadi magnet utama bagi pelaku industri,” tutur Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia.

Permintaan lahan industri pada periode ini masih didorong oleh sektor-sektor utama seperti pusat data (data center), manufaktur alat tulis (stationery), logistik, serta barang konsumsi (consumer goods).

Baca Juga: Sektor Industri Indonesia Berpeluang Tumbuh di Tengah Perang Dagang Global

Bekasi Masih Kuasai Pasokan

Pada Kuartal I 2025, total pasokan lahan industri di wilayah Jakarta dan sekitarnya mencapai sekitar 13.800 hektare, dengan lebih dari 70% terkonsentrasi di kawasan Timur Jakarta.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai kontributor terbesar dalam pasokan lahan industri, dengan porsi mencapai sekitar 44% dari total pasokan.

“Disusul oleh Karawang–Purwakarta yang memberikan kontribusi sebesar 29%, menjadikan kawasan ini salah satu pusat pertumbuhan kawasan industri yang paling aktif di luar Jakarta,” terang Martin.

Serang juga menunjukkan peran yang signifikan dengan menyumbang sekitar 8% dari total pasokan, diikuti oleh Cilegon dengan kontribusi sebesar 7%, yang dikenal sebagai pusat industri berat dan kimia di wilayah barat Jawa.

Sementara itu, Tangerang berada di posisi berikutnya dengan kontribusi sebesar 6%, meskipun sebagian besar kawasan industri di wilayah ini mulai beralih fungsi menjadi kawasan hunian dan komersial.

Baca Juga: Melonjak 159%, Segmen Kawasan Industri Intiland Cetak Pendapatan Usaha Rp638,3 Miliar di 2024

Sementara itu, Jakarta, yang kini menghadapi keterbatasan lahan, imbuhnya, hanya menyumbang sekitar 5% dari total pasokan lahan industri.

“Di sisi lain, Bogor menjadi wilayah dengan kontribusi paling kecil, yakni sekitar 1%, yang mencerminkan peranannya lebih sebagai kawasan pendukung daripada sebagai pusat industri utama,” ujar Martin.

Harga Rata-rata Rp2,9 Juta per Meter Persegi

Menurut data Leads Property, rata-rata harga jual lahan industri berada di kisaran Rp2,9 juta per meter persegi, atau mengalami kenaikan sebesar 0,7% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Jakarta tercatat memiliki harga lahan tertinggi dengan rata-rata Rp5,7 juta/m². Diikuti oleh Bogor dengan Rp3,3 juta/m², Bekasi sebesar Rp3,1 juta/m², dan Tangerang dengan Rp2,9 juta/m².

Sementara itu, Karawang–Purwakarta mencatat rata-rata harga sebesar Rp2,6 juta/m², disusul Cilegon sebesar Rp2,3 juta/m², dan Serang menjadi yang paling terjangkau dengan harga rata-rata Rp2 juta/m².

Baca Juga: Penyerapan Lahan Industri Diprediksi Bertumbuh: Riset Colliers

Sementara itu, tingkat penjualan tercatat sebesar 91%, meningkat 0,21 poin dibanding kuartal sebelumnya, mencerminkan permintaan yang tetap tinggi terhadap lahan industri di kawasan ini.

Data terbaru Leads Property menunjukkan bahwa Jakarta dan Tangerang menjadi wilayah dengan penyerapan lahan industri tertinggi, masing-masing mencatatkan tingkat penjualan sebesar 100% dan 96%.

“Bekasi menyusul dengan performa yang tidak kalah impresif, mencatatkan tingkat penjualan sekitar 94%,” jelas Martin.

Wilayah Karawang–Purwakarta juga menunjukkan kinerja yang kuat dengan tingkat penjualan sekitar 91%, yang menandakan tingginya minat investor terhadap kawasan industri di koridor timur Jakarta tersebut.

Sementara itu, di lain pihak, wilayah Bogor dan Serang masing-masing membukukan tingkat penjualan sebesar 85% dan 83%.

Baca Juga: Geser Data Center, Otomotif Dominasi Sektor Industri di Jabodetabek

Angka ini menunjukkan bahwa meski bukan pusat utama aktivitas industri, kawasan-kawasan tersebut tetap diminati berkat potensi pengembangan jangka panjang.

Cilegon berada di posisi terbawah dengan tingkat penjualan sekitar 75%. Kendati demikian, capaian ini tetap mencerminkan minat pasar yang cukup baik, mengingat Cilegon dikenal sebagai kawasan industri berat yang lebih spesifik segmentasinya.

KawasanKontribusi PasokanTingkat PenjualanHarga Lahan (Rp/m²)
Bekasi44%94%3,1 juta
Karawang-Purwakarta29%91%2,6 juta
Serang8%83%2,0 juta
Cilegon7%75%2,3 juta
Tangerang6%96%2,9 juta
Jakarta5%100%5,7 juta
Bogor1%85%3,3 juta

Bekasi dan Tangerang Tak Lagi Pusat Kawasan Industri

Investasi asing di sektor industri untuk wilayah Jakarta hingga Jawa Tengah, saat ini masih didominasi oleh negara-negara seperti Singapura, China, Korea Selatan, dan Jepang.

Catatan Leads Property memperlihatkan, fokus investasi mereka terkonsentrasi pada sektor pusat data (data center), otomotif, tekstil, dan manufaktur.

Baca Juga: Siapkan Lahan Industri, Modernland Bidik Cuan di Koridor Barat dan Timur Jakarta

Di sisi lain, investor dalam negeri lebih banyak menanamkan modalnya pada sektor manufaktur, logistik, dan barang konsumsi (consumer goods).

Martin Samuel Hutepea menuturkan, seiring perkembangan wilayah, Bekasi dan Tangerang tidak lagi diprioritaskan sebagai pusat kawasan industri.

“Keduanya telah berkembang menjadi kawasan hunian pendukung Jakarta dan kini lebih diarahkan menjadi zona komersial yang melayani kawasan pusat bisnis (CBD), seperti kantor pendukung untuk sektor keuangan dan layanan jasa, melengkapi peran kawasan TB Simatupang,” paparnya.

Adapun kawasan Kabupaten Bekasi (termasuk Cikarang) hingga Karawang kini berkembang menjadi alternatif hunian yang lebih terjangkau bagi masyarakat urban Jakarta.

Baca Juga: Bergerak ke Timur Jakarta, Tren Kawasan Industri Masih Berpola Township

Kawasan ini pun diproyeksikan untuk bertransformasi menjadi pusat industri bersih dan berteknologi tinggi (clean and hi-tech industry).

Secara umum, terang Martin, orientasi pengembangan kawasan industri kini bergerak ke arah Timur Jakarta hingga wilayah Jawa Tengah.

Faktor-faktor yang mendorong pergeseran ini antara lain adalah upah minimum yang lebih rendah, ketersediaan lahan yang lebih luas dan terjangkau, serta konektivitas yang meningkat berkat keberadaan Tol Trans Jawa.

“Contoh kawasan yang mulai berkembang pesat antara lain Subang, Batang, dan Kendal,” pungkas Martin.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News