Beranda Pasar Properti EV-Related Dorong Kinerja Kawasan Industri Jabodetabek, Investor Masih Pantau Stabilitas Politik

EV-Related Dorong Kinerja Kawasan Industri Jabodetabek, Investor Masih Pantau Stabilitas Politik

Dari sisi pasar, total stok kawasan industri di Jabodetabek dan sekitarnya kini mencapai sekitar 15.850 hektare, dengan serapan lahan sebesar 125,8 hektare pada semester pertama 2025.

179
0
Kawasan Sektor Industri Jabodetabek EV Related Mobil Listrik realestat.id dok
Industri mobil listrik. (Foto: Dok. Realestat.id)
Google search engine

RealEstat.id (Jakarta) – Kinerja sektor industri di paruh pertama tahun 2025 masih menunjukkan tren positif, meski tidak sekuat tahun sebelumnya.

Disrupsi rantai pasokan global akibat perang dagang Amerika Serikat–China serta kebijakan tarif dari Presiden Trump memang menjadi tantangan besar bagi pelaku industri.

Namun, kondisi ini juga membuka peluang baru bagi negara-negara Asia, termasuk Indonesia, untuk menarik relokasi industri dan memperkuat basis manufaktur domestik.

Baca Juga: Astra Property Akuisisi MMP, Perkuat Cengkeraman di Sektor Logistik dan Industri

Data dari konsultan properti Knight Frank Indonesia menunjukkan, Sektor EV-related (Electric Vehicle) muncul sebagai penggerak utama penyerap lahan industri di koridor timur Jakarta.

“Tren ini merupakan kelanjutan dari realisasi investasi asal China dan Vietnam yang mulai berjalan sejak tahun lalu,” jelas Syarifah SyaukatSenior Research Advisor Knight Frank Indonesia.

Di sisi lain, kawasan industri di koridor barat Jabodetabek juga menunjukkan geliat positif, terutama dari sektor tekstil yang mendominasi serapan lahan pada semester pertama tahun ini.

Sementara itu, sektor data center masih mencatat pertumbuhan positif, meski laju ekspansinya cenderung melambat dibandingkan tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Pasar Lahan Kawasan Industri di Jabodetabek Mulai Tunjukkan Tanda Pemulihan

“Kondisi ini menunjukkan adanya fase konsolidasi di tengah meningkatnya kebutuhan infrastruktur digital,” tutur Sari, sapaan akrab Syarofah Syaukat.

Dari sisi pasar, total stok kawasan industri di Jabodetabek dan sekitarnya kini mencapai sekitar 15.850 hektare, dengan serapan lahan sebesar 125,8 hektare pada semester pertama 2025.

Karawang, Cilegon–Serang, dan Bekasi menjadi submarket yang paling potensial, sementara harga lahan relatif stabil dengan sedikit penyesuaian di wilayah Karawang dan Tangerang.

Menanggapi situasi tersebut, Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia, menyatakan bahwa meski tren serapan lahan sedikit menurun dibanding tahun 2024, prospeknya tetap positif.

Baca Juga: Lahan Industri di Karawang, Purwakarta, dan Subang Makin Diminati Investor

“Kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Trump memang menjadi alarm bagi sektor industri global, namun sekaligus membuka peluang baru bagi Indonesia untuk memanfaatkan pergeseran rantai pasokan,” ujarnya.

Willson menambahkan, pertumbuhan sektor Electric Vehicle diharapkan mampu menular ke sektor lain seperti data center, elektronik, dan tekstil, sehingga mampu menciptakan ekosistem industri yang kuat dan menjadi mesin penggerak ekonomi nasional di masa depan.

“Ke depan, keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas politik dan menciptakan iklim investasi yang kondusif akan menjadi faktor kunci dalam menarik minat investor dan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi ekspansi industri strategis di Asia Tenggara,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

nine + sixteen =