RealEstat.id (Jakarta) – Flex office (flexible serviced office) atau kantor fleksibel adalah istilah untuk ruang kerja yang dilengkapi furnitur dan dikelola secara profesional, yang disewakan untuk bisnis dengan jangka waktu yang fleksibel.
Ruang-ruang di flex office dilengkapi dengan berbagai fasilitas kantor, seperti internet berkecepatan tinggi, ruang rapat, layanan resepsionis, dan dukungan administrasi, sehingga perusahaan dapat fokus pada sisi operasional tanpa perlu mengurus manajemen kantor.
Ada tiga jenis layanan utama di kantor fleksibel, yakni kantor pribadi (private office), ruang kerja bersama (coworking space), dan kantor virtual (virtual office), yang masing-masing disesuaikan dengan gaya dan kebutuhan kerja yang berbeda.
Baca Juga: Tren Flight-to-Quality di Pasar Perkantoran CBD Jakarta
3 Jenis Flex Office (Kantor Fleksibel)
Kantor Pribadi (Private Office)
Ruang kantor khusus berperabot lengkap (fully furnished) di dalam serviced office center yang menawarkan privasi dan akses eksklusif untuk satu perusahaan.
Ruang Kerja Bersama (Coworking Space)
Ruang kerja bersama di mana individu atau perusahaan dapat menyewa meja (hot desk) atau kantor dengan akses ke fasilitas umum dan peluang berjejaring (networking).
Kantor Virtual (Virtual Office)
Layanan alamat bisnis dan dukungan administratif tanpa ruang kantor fisik, memungkinkan perusahaan mempertahankan citra profesional dari jarak jauh.
Baca Juga: Tenant Makin Peduli ESG, Pasar Perkantoran Hijau Tumbuh Stabil di CBD Jakarta
Darsono Tan, Co-Founder & Senior Director Leads Property menjelaskan, pada Kuartal I 2025, tercatat sebanyak 146.000 m² ruang kantor fleksibel yang tersedia di pasar Jakarta, dengan rata-rata harga sewa per orang (per pax) mencapai Rp2,9 juta per bulan.
Saat ini, proporsi pasokan kantor fleksibel berkisar 1,3% dari total pasokan ruang kantor di Jakarta. Angka ini menunjukkan ceruk pasar yang tumbuh, didorong oleh tren kerja hybrid dan efisiensi biaya.

Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan tahunan pasokan kantor fleksibel (flex office) di Jakarta mencapai 8,2% yang mencerminkan ekspansi pasar yang berkelanjutan.
“Potensi bisnis makin terlihat dari rata-rata tingkat okupansi kantor fleksibel di Jakarta yang mencapai 79%,” kata Darsono Tan.
Baca Juga: Perkantoran Jakarta: Pasokan Stagnan, Tingkat Okupansi dan Sewa Meningkat
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, sebanyak 52% dari total pasokan kantor fleksibel di Jakarta dioperasikan oleh merek lokal. Hal ini juga mencerminkan permintaan yang kuat dari tenant lokal.
Menurutnya, operator lokal, GoWork, mendominasi dengan menyumbang 32% dari total pasokan kantor fleksibel di Jakarta.
“Sementara itu, 48% pasokan disediakan operator multinasional, di mana IWG memimpin dengan 28% dari total pasokan kantor fleksibel di Jakarta,” tutur Darsono Tan.
Penyedia Kantor Fleksibel | Market Share (%) |
---|---|
GoWork (lokal) | 32% |
IWG (multinasional) | 28% |
Marquee (lokal) | 13% |
WeWork (multinasional) | 10% |
The Executive Center (multinasional) | 5% |
CEO Suites (multinasional) | 4% |
Lainnya | 8% |
Baca Juga: Hingga 2028, Pasokan Ruang Perkantoran di Jakarta Bertambah 352.000 Meter Persegi
Kawasan CBD Jakarta menyumbang 78% pasokan flex office di Jakarta-Tangerang, sementara kawasan luar CBD (terutama Pondok Indah dan TB Simatupang) serta Tangerang hanya memasok 22%.
Kendati demikian, tingkat keterisian (okupansi) kantor fleksibel di luar CBD dan Tangerang rata-rata mencapai 81%, sedangkan di CBD Jakarta berkisar 78%.
Leads Property mencatat, saat ini beroperasi sebanyak 82 pusat kantor fleksibel di Jakarta. Angka ini terus tumbuh secara signifikan karena tingginya permintaan pasar.
“Ukuran rata-rata satu pusat kantor fleksibel di Jakarta adalah 1.700 m² atau setara dengan satu lantai penuh gedung perkantoran konvensional,” terang Darsono.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News