Beranda Profil Lancarkan Strategi Deleveraging, Intiland Perkuat Struktur Keuangan

Lancarkan Strategi Deleveraging, Intiland Perkuat Struktur Keuangan

Dengan strategi deleveraging, PT Intiland Development, Tbk (DILD) memperkuat keuangan dan menciptakan ruang pertumbuhan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

394
0
intiland-development-dild-realestat.id-dok3
Kantor pusat PT Intiland Development, Tbk (Foto: RealEstat.id)
Google search engine

RealEstat.id (Jakarta) – Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) menorehkan kinerja positif untuk memperkuat kinerja dan fundamental finansial Perseroan.

Kesuksesan ini antara lain tercermin dari langkah Intiland yang secara konsisten terus memperkuat neraca keuangan melalui strategi deleveraging selama tiga tahun terakhir.

Direktur Utama PT Intiland Development Tbk, Archied Noto Pradono menjelaskan bahwa strategi deleveraging menjadi strategi prioritas yang dijalankan Perseroan untuk melakukan efisiensi pembiayaan.

Dengan strategi ini, imbuhnya, Perseroan memperkuat keuangan dan menciptakan ruang pertumbuhan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Baca Juga: Tumbuh 29,6%, Intiland Cetak Marketing Sales Rp673 Miliar di Semester I 2025

Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan pelunasan, pengurangan dan atau refinancing beban utang dan bunga serta penjualan aset non-core sehingga lebih efisien.

Hingga akhir Semester I 2025, total utang Intiland tercatat sebesar Rp4,38 triliun. Jumlah tersebut menurun sebesar Rp687 miliar, atau sebesar 14% dibanding posisi per 31 Desember 2022 yang tercatat mencapai Rp5,06 triliun.

“Turunnya jumlah utang ini mencerminkan keberhasilan upaya kami dalam mengelola kewajiban keuangan secara berkelanjutan dan memperbaiki struktur finansial perusahaan,” tutur Archied Noto Pradono dalam keterangan tertulis yang diterima Realestat.id.

Seiring dengan penurunan jumlah utang, beban bunga juga turun signifikan, yakni mencapai sekitar 16,7% dalam tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Kawasan Industri Moncer, Pendapatan Usaha Intiland Capai Rp1,2 Triliun di Semester I 2025

Pada tahun 2022 beban bunga pinjaman Perseroan mencapai Rp518,1 miliar dan tahun 2023 turun menjadi Rp489,9 miliar.

Penurunan tersebut berlanjut pada tahun 2024 dengan jumlah beban bunga sebesar Rp431,8 miliar. Sementara pada 30 Juni 2025, beban bunga Perseroan tercatat sebesar Rp176,3 miliar.

Archied menjelaskan strategi deleveraging merupakan wujud komitmen Perseroan dalam menjaga stabilitas dan struktur finansial.

Upaya struktur biaya yang efisien dan peningkatan kinerja penjualan, khususnya dari segmen kawasan industri, menjadi faktor penting dalam memperbaiki kinerja keuangan secara keseluruhan dan menjaga rasio-rasio keuangan tetap sehat.

Baca Juga: RUPST Digelar, Intiland Dapuk Archied Noto Pradono Sebagai Direktur Utama

“Selain mendorong kinerja penjualan, fokus penting kami saat ini adalah menjalankan strategi deleveraging secara disiplin, mulai dari pelunasan, pengurangan, refinancing pinjaman berbunga tinggi, hingga divestasi aset non-core,” terangnya.

Menurut Archied, langkah ini akan memberikan dampak signifikan terhadap penurunan beban bunga dan penguatan struktur permodalan.

Rasio Keuangan Intiland Membaik

Penurunan jumlah utang juga menyebabkan posisi rasio-rasio keuangan Perseroan semakin membaik. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) terus membaik menunjukkan struktur finansial yang semakin sehat.

Jika pada tahun 2022 rasio utang terhadap ekuitas Perseroan masih mencapai 61,1%,  maka berangsur-angsur turun menjadi 58,5% pada tahun 2023, dan menjadi 50,3% pada tahun 2024. Per semester-I 2025, rasio utang terhadap ekuitas Perseroan kembali menurun menjadi 47%.

Baca Juga: Komitmen Intiland Seimbangkan Pertumbuhan Bisnis, Keberlanjutan, dan Tanggung Jawab Sosial

Langkah-langkah efisiensi biaya dan peningkatan kinerja penjualan, khususnya dari segmen kawasan industri yang menunjukkan permintaan tinggi, turut mendukung keberhasilan ini.

Strategi Perseroan fokus pada peningkatan kinerja yang berkelanjutan serta memperkuat fondasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.

“Struktur keuangan yang lebih sehat akan meningkatkan nilai tambah Perusahaan dan meningkatkan daya saing dalam industri properti nasional,” kata Archied Noto Pradono.

Selain penurunan nilai utang, Perseroan juga berhasil meningkatkan kinerja profitabilitas. Pencapaian ini tercermin dari peningkatan margin laba di semester I tahun 2025 dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Baca Juga: Relatif Stabil, Laba Bersih Intiland Capai Rp174,8 Miliar di 2024

Margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earning before interest, taxes, depreciation, and amortization/EBITDA) juga membaik dari 22% menjadi 28%.

“Kami akan selalu menjaga kepercayaan investor dan memastikan struktur keuangan perusahaan tetap solid dan adaptif terhadap perubahan pasar,” ujar Archied Noto Pradono.

Pencapaian-pencapaian ini mencerminkan komitmen Intiland dalam menjaga reputasi sebagai emiten yang bertanggung jawab serta menunjukkan kondisi likuiditas yang kuat.

Menciptakan struktur keuangan yang sehat dan kuat menjadi bagian dari tanggung jawab penting Perseroan dalam menjalankan tata kelola keuangan yang sehat dan berorientasi jangka panjang.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News