RealEstat.id (Labuan Bajo) – Di balik panorama laut dan kawasan niaga yang kian hidup, Mawatu kini menjadi pusat tumbuhnya ekosistem ekonomi kreatif baru yang digerakkan oleh masyarakat lokal.
Memasuki masa pra-pembukaan sejak awal Oktober 2025, Mawatu bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menghadirkan Seaside Market, ruang kolaboratif yang dirancang sebagai wadah bagi pelaku UMKM, seniman, dan kreator Flores untuk menampilkan karya sekaligus memperluas pasar mereka.
Hingga saat ini, lebih dari 36 pelaku UMKM telah bergabung, mulai dari pengrajin, seniman, hingga pengusaha kuliner.
Kehadiran Seaside Market menjadi magnet baru bagi ribuan pengunjung Mawatu setiap akhir pekan, memperlihatkan transformasi Labuan Bajo dari destinasi wisata semata menjadi pusat interaksi kreatif dan ekonomi yang dinamis.
Baca Juga: Tak Sekadar Wisata, Mawatu Siap Jadikan Labuan Bajo Kota Modern Bertaraf Global
Penguatan ekosistem di Mawatu juga ditopang oleh beragam aktivitas komunitas yang melibatkan warga daerah.
Program rutin seperti kelas Yoga oleh Markandeya Yoga dan Zumba oleh komunitas Zumba Bajo Squad setiap akhir pekan menciptakan ruang publik yang hidup, sehat, dan inklusif.
Sementara acara tematik seperti “Boo-Gie Nights” saat perayaan Halloween yang menampilkan live music, pertunjukan sulap, hingga kompetisi kostum, semakin memperkuat keterlibatan talenta lokal dalam rangkaian kegiatan hiburan masyarakat.
Salah satu pelaku usaha kuliner, Gus Kiply, pemilik brand makanan Gedong Bajo, mengungkapkan bahwa keberadaan Seaside Market memberikan dampak nyata bagi bisnisnya.
“Sejak bergabung di Mawatu, usaha kami mendapat perhatian lebih dari wisatawan dan membuka peluang kerja sama baru. Mawatu memberi ruang bagi produk lokal untuk tampil secara profesional tanpa kehilangan identitas daerah,” jelasnya.
Baca Juga: Mawatu Labuan Bajo Mulai Pembangunan Cinema XXI: Bioskop Pertama di Flores
Mawatu Jadi Destinasi Baru untuk Semua Kalangan
Bagi warga Manggarai Barat dan sekitarnya, Mawatu kini menjadi tujuan favorit menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
Maria, salah satu pengunjung menuturkan, Mawatu punya energi berbeda. Pemandangan Labuan Bajo dari sini luar biasa, apalagi kalau ada live band atau DJ yang bikin suasana makin hidup.
Senang melihat karya anak daerah punya tempat yang layak untuk tampil,” ujarnya.
Antusiasme tersebut menunjukkan berkembangnya Mawatu sebagai ruang publik yang bukan hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghadirkan ruang kebanggaan dan rasa memiliki bagi masyarakat lokal.
Baca Juga: Oktober 2025, Vasanta Group Buka Mawatu: Kota Terpadu Pertama di Labuan Bajo
Sementara itu, Direktur Mawatu, Heryanto Kurniawan, menegaskan bahwa inklusivitas merupakan prinsip utama pengembangan kawasan.
Menurutnya, Mawatu bukan sekadar proyek gaya hidup, melainkan gerakan kolaboratif untuk membuka ruang bagi masyarakat lokal untuk tumbuh bersama potensi pariwisata global.
“Pariwisata berkelanjutan hanya bisa terwujud ketika masyarakat menjadi bagian dari prosesnya,” paparnya.
Ke depan, Mawatu akan terus memperluas kolaborasi dengan komunitas lokal, serta menggandeng brand nasional dan internasional guna memperkuat ekosistem kreatif dan pariwisata di Labuan Bajo.
Lebih dari sekadar destinasi, Mawatu hadir sebagai tempat pertemuan ide lokal dan peluang global—mewakili semangat pariwisata yang bertumpu pada kekuatan masyarakatnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News
