Beranda Profil Didukung Pilar Infrastruktur, Pendapatan Jababeka (KIJA) Tumbuh 8% di Kuartal III 2025

Didukung Pilar Infrastruktur, Pendapatan Jababeka (KIJA) Tumbuh 8% di Kuartal III 2025

PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan laba kotor sebesar Rp1,47 triliun hingga 30 September 2025, naik 12% dibandingkan Rp1,44 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

197
0
Kawasan Sport City Jababeka Residence KIJA Cikarang Bekasi Realestat.id dok
Kawasan Sport City Jababeka Residence
Google search engine

RealEstat.id (Bekasi) PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 dengan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,67 triliun, naik 8% dibandingkan Rp3,39 triliun pada periode yang sama tahun 2024.

Dari sisi segmen bisnis, pendapatan dari pilar Pengembangan Lahan dan Properti tercatat sebesar Rp1,63 triliun pada Kuartal III 2025, sedikit menurun 12% dibandingkan Rp1,85 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski demikian, penurunan tersebut tidak mencerminkan pelemahan kinerja penjualan pemasaran. Permintaan terhadap produk-produk Jababeka tetap tinggi, dengan tren pertumbuhan penjualan yang konsisten dari tahun ke tahun.

Kondisi ini menegaskan bahwa fundamental pasar properti Perseroan masih kuat, dan pendapatan yang belum diakui diperkirakan akan terealisasi pada periode-periode mendatang.

Baca Juga: Jababeka Rilis Ibuki Sakurayama: Hunian Bergaya Jepang untuk Hidup Lebih Seimbang

Pendapatan dari Pilar Infrastruktur PT Jababeka Tbk (KIJA) mengalami lonjakan signifikan sebesar 35% menjadi Rp1,95 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2025, dibandingkan Rp1,44 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan ini terutama ditopang oleh segmen ketenagalistrikan, yang mencatat pertumbuhan kuat dari Rp911,2 miliar pada Kuartal III 2024 menjadi Rp1,38 triliun pada Kuartal III 2025.

Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya konsumsi listrik dari para penyewa di kawasan Kendal dan Cikarang.

Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan—yang mencakup layanan air bersih, air limbah, pengelolaan kawasan, dan lainnya—turut tumbuh 11% menjadi Rp398,5 miliar pada Kuartal III 2025, naik dari Rp344,6 miliar pada Kuartal III 2024.

Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas operasional dan produksi para tenant di dua kawasan industri utama tersebut.

Sementara itu, pendapatan dari segmen dry port (CDP) tercatat menurun dari Rp186 miliar pada Kuartal III 2024 menjadi Rp174,6 miliar pada Kuartal III 2025.

Baca Juga: SD Darmono Raih Trofi Kehormatan ‘The Legacy’ di Golden Property Awards (GPA) 2025

Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya aktivitas bisnis ekspor dan impor pada periode tersebut.

Porsi pendapatan berulang dari pilar Infrastruktur mencapai 53% dari total pendapatan, meningkat dari 42% pada tahun sebelumnya, seiring dengan pertumbuhan signifikan pilar Infrastruktur, khususnya segmen energi, sementara pilar Pengembangan Lahan & Properti mengalami sedikit penurunan.

Pendapatan dari pilar Rekreasi & Perhotelan mencapai Rp93,4 miliar pada Kuartal III 2025, dengan segmen golf menyumbang 66% dari total pendapatan pilar ini.

PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan laba kotor sebesar Rp1,47 triliun hingga 30 September 2025, naik 12% dibandingkan Rp1,44 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, margin kotor konsolidasi turun menjadi 40% dari 42% pada 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kontribusi dari segmen Infrastruktur, yang secara alami memiliki margin lebih rendah dibandingkan dengan segmen Land Development & Properti.

Baca Juga: Antusiasme Investor Menguat, Jababeka Bizpark Tahap II Terjual Habis

Dari sisi bottom line, Perseroan mencatat laba bersih Rp634,6 miliar pada Kuartal III 2025, turun dibandingkan Rp769,7 miliar pada Kuartal III 2024.

Penurunan ini terjadi meskipun pendapatan tumbuh 8% dan beban penjualan serta administrasi menurun, disebabkan oleh biaya keuangan yang lebih tinggi, kenaikan beban pajak, serta penurunan pendapatan lain-lain.

Pendapatan lain-lain mengalami penurunan akibat rugi selisih kurs sebesar Rp102 miliar pada Kuartal III 2025, berbanding terbalik dengan keuntungan selisih kurs Rp70,6 miliar pada Kuartal III 2024.

Jika dampak non-operasional dari selisih kurs ini dikecualikan, profitabilitas Perseroan sebenarnya menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun, didukung oleh margin kotor yang stabil serta kontribusi pendapatan berulang yang semakin kuat.

Selain itu, EBITDA Perseroan tumbuh 8% menjadi Rp1,30 triliun pada Kuartal III 2025, naik dari Rp1,21 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, mencerminkan efisiensi operasional yang tetap terjaga di tengah dinamika pasar.

Baca Juga: Jababeka Cetak Pendapatan Rp2,7 Triliun di Semester I 2025, Proyek Kendal Jadi Kontributor Utama

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kinerja yang lebih kuat pada pilar Infrastruktur dan peningkatan pendapatan berulang, serta penurunan beban penjualan dan administrasi di seluruh Grup.

Meskipun laba kotor relatif stabil, kombinasi portofolio bisnis yang lebih baik dan pengendalian biaya yang disiplin berkontribusi terhadap peningkatan profitabilitas operasional secara keseluruhan.

Dalam hal penjualan pemasaran Land Development dan Properti, Perseroan mencapai Rp2,9 triliun pada kuartal ketiga 2025, setara dengan 83% dari target tahunan 2025 dan naik 22% dibandingkan dengan Rp2,4 triliun pada kuartal ketiga 2024.

Kontribusi dari Cikarang dan lainnya (keduanya termasuk JV) mencapai 31%, terutama berasal dari penjualan lahan seluas 4 hektare kepada perusahaan data center dan 6 hektare kepada perusahaan Personal care dari Korea.

Sementara itu, JV di Kendal menyumbang 69% dari total penjualan, yang ditopang oleh transaksi penjualan lahan masing-masing seluas 8 hektare kepada produsen ban, 7 hektare kepada perusahaan bahan bangunan, serta 13 hektare dan 12 hektare kepada masing-masing perusahaan furnitur asal China dan Indonesia.

Baca Juga: Bisnis Kos-kosan di Jababeka Cikarang Tawarkan Keuntungan Ganda

Target marketing sales Jababeka di tahun 2025 sebesar Rp3,5 triliun. Sebanyak Rp1,25 triliun dari target tersebut berasal dari Cikarang dan lainnya (Rp800 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri di Cikarang.

Sementara, Rp450 miliar berasal dari properti residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Perusahaan Patungan) dan lainnya). Sisanya sebesar Rp2,25 triliun berasal dari perusahaan patungan kami di Kendal.

“Kami sangat puas dengan kinerja Jababeka hingga kuartal ketiga 2025, di mana pertumbuhan pesat pada pilar infrastruktur semakin memperbesar dan memperkokoh fondasi serta ketahanan portofolio bisnis kami,” ujar Budianto Liman, Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk.

Menurutnya, peningkatan kontribusi pendapatan berulang dari segmen infrastruktur—terutama energi dan layanan pengelolaan kawasan—mencerminkan potensi pertumbuhan serta stabilitas ekosistem industri yang kami bangun.

Di saat yang sama, penjualan pemasaran yang tetap solid baik di Cikarang maupun Kendal menunjukkan permintaan properti yang terus berlanjut.

“Memasuki akhir tahun 2025, kami akan terus berfokus untuk mendorong pertumbuhan basis pendapatan berulang, mengembangkan kawasan industri yang berkelanjutan, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham,” tutupnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

four × five =