Beranda Pasar Properti Sempat Diterpa Isu Daya Beli, Okupansi Ruang Ritel Jakarta Capai 90%

Sempat Diterpa Isu Daya Beli, Okupansi Ruang Ritel Jakarta Capai 90%

Tingkat hunian rata-rata ruang ritel di Jakarta mencapai 90%, di mana permintaan bersih (net absorption) tercatat 9.000 meter persegi sepanjang kuartal pertama 2025.

738
0
Lippo Mall Nusantara Semanggi Plaza Ritel Jakarta Renovasi Realestat.id dok
Lippo Mall Nusantara (Foto: Realestat.id)
Google search engine

RealEstat.id (Jakarta) – Total pasokan ruang ritel di Jakarta, hingga akhir Kuartal I 2025, mencapai sekitar 3,5 juta meter persegi.

Dari total pasokan tersebut, sebanyak 26% stok ruang ritel berada di kawasan pusat bisnis (CBD), sementara 74% terletak di luar CBD.

Menurut catatan konsultan real estat, Leads Property, dari jumlah suplai tersebut, sekitar 350.000 meter persegi masih belum terserap pasar.

Sementara itu, tingkat hunian rata-rata ruang ritel di Jakarta—baik di kawasan CBD maupun luar CBD—berada di level yang cukup sehat, yaitu 90%, di mana permintaan bersih (net absorption) tercatat 9.000 meter persegi sepanjang kuartal pertama.

Kinerja ini sebagian besar ditopang oleh ekspansi sektor makanan dan minuman (F&B), serta mulai aktifnya pertumbuhan dari segmen fashion dan hiburan (entertainment).

Baca Juga: Konsep Ritel Semi-Outdoor Lifestyle, Solusi di Tengah Lesunya Pasar Properti Jakarta

Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia menjelaskan, secara keseluruhan harga sewa dasar rata-rata di Jakarta untuk typical floor tercatat sekitar Rp468.000/m² per bulan.

“Harga sewa rata-rata di kawasan Central Business District (CBD) mencapai Rp586.000 per meter persegi bulan, sedangkan di luar CBD rata-rata Rp417.000 per meter persegi bulan,” ungkapnya.

Martin menerangkan, harga sewa ruang ritel di Jakarta pada kuartal awal 2025 lalu mengalami kenaikan rata-rata sebesar 3% atau dianggap relatif stabil.

“Penyesuaian ini terjadi terutama pada harga penawaran (asking rent), dengan dorongan utama berasal dari pusat perbelanjaan kelas atas (prime malls),” tuturnya.

Baca Juga: Persaingan Ketat, Pusat Perbelanjaan di Jakarta Harus Lebih Proaktif. Begini Caranya!

Prospek dan Arah Perkembangan Pasar

Ke depan, Leads Property memprediksi sektor kuliner (F&B) masih akan tetap menjadi pemimpin utama dan pendorong pasar ritel di Jakarta.

Restoran, kafe, hingga gerai grab-and-go terus bermunculan dengan konsep-konsep baru yang inovatif, tidak hanya di pusat perbelanjaan, tetapi juga dalam format stand-alone di kawasan strategis seperti Menteng, Kemang, Senopati, Gunawarman, Pantai Indah Kapuk, dan Puri Indah.

Sementara itu, segmen lifestyle dan hiburan yang menyasar kelas menengah-atas juga menunjukkan ekspansi, terutama di kawasan SCBD, PIK, Kemang, dan Puri Indah.

Banyak merek premium kini lebih memilih format stand-alone yang memberi pengalaman lebih eksklusif dan menjadikan lokasi sebagai destinasi utama.

Kategori sport fashion terus berkembang, dengan produk seperti sepatu olahraga dan pakaian atletik (athleisure) menjadi daya tarik baru, seiring meningkatnya gaya hidup sehat di kalangan masyarakat urban.

Baca Juga: Diterpa Isu Daya Beli, Seperti Apa Pasar Ritel Jakarta ke Depan?

Sementara itu, supermarket grosir (wholesale) mengalami pergeseran tren ke arah belanja online. Hanya gerai yang fokus pada produk impor dan barang segar yang diperkirakan mampu bertahan.

Banyak pusat perbelanjaan mulai melakukan peremajaan dan rebranding untuk bersaing dengan mal yang lebih baru dan sudah mapan.

Shopping mall yang terintegrasi dengan sarana transportasi publik juga diperkirakan akan menjadi pilihan favorit karena kemudahan akses yang ditawarkan.

Lokasi ritel yang menggabungkan elemen olah raga seperti padel, bulutangkis, golf, yoga, hingga klinik kecantikan, yang dikombinasikan dengan gerai F&B seperti kafe dan restoran, menjadi tren baru yang menjanjikan.

Tak kalah menarik, pasar barang mewah (luxury goods) kini mengalami pergeseran demografi. Jika sebelumnya didominasi oleh Generasi X, kini Generasi Milenial, Z, hingga Alpha turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan segmen ini, menciptakan peluang bagi merek lintas generasi.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News