Beranda Pasar Properti Pasokan Minim, Pasar Apartemen Jakarta Masih Hadapi Tantangan Hingga Akhir 2025

Pasokan Minim, Pasar Apartemen Jakarta Masih Hadapi Tantangan Hingga Akhir 2025

Meski permintaan melambat, tingkat penjualan apartemen di Jakarta sepanjang Kuartal II 2025 relatif stabil dengan pertumbuhan tipis 0,1% secara kuartalan, menjadi 82,9%.

1519
0
Desain Apartemen Rusun Hunian Vertikal Milenial Gen Z Jakarta Perumnas realestat.id dok
Hunian vertikal milenial (Foto: Realestat.id)
Google search engine

RealEstat.id (Jakarta) – Di sepanjang Kuartal II 2025, tidak ada peluncuran proyek apartemen baru di Jakarta yang membuat total pasokan kumulatif tetap stabil di angka 259.900 unit.

Tren ini tampaknya dipengaruhi oleh ketidakpastian di sektor apartemen yang menyebabkan pengembang lebih berhati-hati meluncurkan proyek baru. Pasalnya, permintaan masih rendah dan stok tak terjual masih tinggi.

Permintaan apartemen di Jakarta pada Kuartal II 2025 secara kumulatif meningkat tipis sebesar 0,07% (quarter-on-quarter) menjadi total 215.407 unit, dengan penjualan sebanyak 158 unit selama periode tersebut.

“Unit yang siap huni terlihat lebih menarik bagi sebagian pembeli,” ungkap Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia.

Baca Juga: Leads Property: 45.000 Unit Apartemen di Jakarta Belum Laku Terjual

Berdasarkan catatan konsultan real estat, Leads Property, dibandingkan kuartal sebelumnya, permintaan tahunan menunjukkan tren penurunan tipis, meski tidak signifikan.

Sementara itu, kinerja penjualan juga tertahan oleh persaingan ketat dari rumah tapak di wilayah Bodetabek, ditambah dengan melemahnya daya beli di tengah kondisi ekonomi saat ini.

Meski permintaan melambat, tingkat penjualan apartemen di Jakarta sepanjang Kuartal II 2025 relatif stabil dengan pertumbuhan tipis 0,1% secara kuartalan, menjadi 82,9%.

Peningkatan yang kecil ini juga dipengaruhi oleh tidak adanya peluncuran proyek baru pada kuartal tersebut.

Dalam kondisi ekonomi yang stagnan dan tanpa insentif signifikan untuk mendorong penjualan, situasi ini diperkirakan akan terus membebani pasar apartemen Jakarta hingga akhir tahun.

Baca Juga: Pasokan Melimpah, Pengembang Masih Enggan Bangun Apartemen Baru di Jakarta

Tingkat penjualan diperkirakan akan merangkak naik secara perlahan selama sisa tahun ini, seiring absennya proyek baru.

Harga jual apartemen di CBD Jakarta mencatat pertumbuhan tipis secara kuartalan sebesar 0,4%, didorong oleh segmen apartemen mewah, sementara harga apartemen premium tetap stabil, masing-masing di Rp57,9 juta/m² dan Rp47,6 juta/m².

Secara keseluruhan, harga jual di Jakarta relatif stabil, terutama lantaran permintaan yang lesu, segingga mendorong pengembang untuk mempertahankan harga demi menarik pembeli.

Namun, beberapa proyek mengalami kenaikan harga tipis, terutama yang mendekati tahap topping-off dan serah terima.

Baca Juga: 10 Tips Beli Apartemen Second agar Kamu Bisa Dapat Untung

Perlu Campur Tangan Pemerintah

Mengingat tantangan ekonomi saat ini, Leads Property menilai diperlukan upaya bersama antara pengembang dan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pasar.

Pengembang didorong menerapkan strategi harga, seperti diskon berbatas waktu dan insentif promosi, agar unit lebih terjangkau bagi calon pembeli.

Di saat yang sama, pemerintah disarankan untuk mengeluarkan kebijakan pendukung, seperti keringanan pajak sementara, guna mengurangi beban finansial, baik bagi pengembang maupun pembeli rumah.

Selain itu, kemitraan strategis antara pemerintah, pengembang, dan lembaga keuangan dapat dibentuk untuk menawarkan skema KPA bersubsidi atau berbunga rendah, khususnya bagi pembeli rumah pertama.

Inisiatif ini berpotensi meningkatkan keterjangkauan, meningkatkan likuiditas pasar, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan berkelanjutan di pasar apartemen Jakarta.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News