Beranda Pasar Properti Pinhome: Permintaan Hunian Premium di Bekasi dan Karawang Meningkat, Apa Penyebabnya?

Pinhome: Permintaan Hunian Premium di Bekasi dan Karawang Meningkat, Apa Penyebabnya?

Inventori rumah menengah atas (Rp1,5 miliar – Rp3 miliar) tumbuh 34% secara tahunan, sementara rumah mewah di atas Rp3 miliar naik 17%.

173
0
pasar rumah tapak jabodetabek bekasi pinhome realestat.id dok
Pembangunan rumah tapak di Bekasi (Foto: realestat.id)
Google search engine

RealEstat.id (Jakarta) – Pasar properti nasional terus menunjukkan dinamika baru di tengah perubahan gaya hidup urban dan kebijakan moneter yang lebih longgar.

Di sisi lain, konsumen maupun investor properti wajib memiliki kemampuan untuk membaca arah tren untuk mengambil keputusan cerdas—baik untuk membeli rumah pertama, berinvestasi, maupun mengembangkan bisnis.

Untuk itu, Pinhome merilis laporan Indonesia Residential Market Report Semester I 2025 yang mengungkap preferensi konsumen, pergeseran suplai hunian, hingga peluang investasi di sektor komersial.

Baca Juga: Rumah di Bekasi Mulai Dilirik ‘Para Sultan’, Apa Alasannya?

Founder dan CEO Pinhome, Dayu Dara Permata, menyebut adanya pergeseran signifikan suplai hunian premium dari pusat kota ke kawasan penyangga Ibu Kota seperti BSD, PIK, dan Sentul.

“Inventori rumah menengah atas (Rp1,5 miliar – Rp3 miliar) tumbuh 34% secara tahunan, sementara rumah mewah di atas Rp3 miliar naik 17%,” ujarnya dalam media talk show bertajuk “Tren Properti Pendukung Gaya Hidup Urban: Koperasi Flat & Active Lifestyle”, Kamis (21/8/2025).

Dari sisi permintaan, lonjakan signifikan terjadi di kawasan industri seperti Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

Permintaan hunian premium di wilayah ini didorong oleh meningkatnya daya beli para ekspatriat yang mencari hunian dengan kualitas premium di dekat tempat kerja.

Baca Juga: Kenaikan Harga Rumah di Bekasi Tertinggi di Jabodetabek, Tangerang Paling Laris

“Hal ini juga sejalan dengan berkembangnya industri manufaktur dan otomotif yang rata-rata berpusat di area tersebut,” terangnya.

Selain sektor hunian, Pinhome juga mencatat adanya peningkatan inventori lahan komersial di sejumlah daerah di Indonesia, seperti peningkatan 24% di Jabodetabek dan 42% di Bali Raya.

Dayu Dara melihat adanya peningkatan inventori lahan komersial yang turut didorong oleh tren gaya hidup baru seperti olahraga padel.

Fenomena ini mendorong konversi sejumlah lahan menjadi padel court dan fasilitas sport lifestyle lainnya, membuka peluang bisnis baru di sektor properti komersial,” tuturnya, menambahkan.

Baca Juga: Tren Pasar Ruko di Tangerang dan Fenomena Surga Kuliner Gading Serpong

Selain Jabodetabek dan Bali yang masih menjadi magnet utama investasi properti, kota-kota seperti Bandung, Surakarta, Yogyakarta, dan Malang mulai dilirik sebagai opsi investasi berikutnya.

Pasalnya, tingkat persaingan (demand) di kota-kota tersebut saat ini masih relatif rendah, memberikan peluang bagi investor untuk masuk lebih awal dan memanfaatkan pertumbuhan jangka menengah hingga panjang.

“Selain Jabodetabek dan Bali, kota lain seperti Bandung, Surakarta, Yogyakarta, dan Malang dapat menjadi opsi bagi investor untuk masuk lebih awal, selagi tingkat persaingan belum setinggi di Jabodetabek dan Bali,” ungkap Dara.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News