RealEstat.id (Jakarta) – Setelah pembukaan satu hotel pada kuartal awal 2025, pasokan kumulatif ruang perhotelan di Jakarta bergeming di kuartal kedua. Dengan demikian, total pasokan tetap stabil di angka 56.877 kamar.
Konsultan real estat, Leads Property mencatat, beberapa hotel ternama dijadwalkan akan dibuka dan mulai beroperasi akhir tahun ini, antara lain Aloft Jakarta dan Novotel Jakarta Pulomas.
“Kendati demikian, tak menutup kemungkinan akan terjadi rebranding dan konversi hotel di masa mendatang,” terang Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia.
Dia menjelaskan, pasar pariwisata Jakarta terutama didorong oleh perjalanan bisnis, dengan rata-rata lama menginap sekitar dua hari.
Baca Juga: Tarif Hotel Bintang 4 di Jakarta Masih Terlalu Rendah, Idealnya Berapa?
Selama dua bulan pertama kuartal kedua 2025, jumlah wisatawan mancanegara ke Jakarta meningkat 17% dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan total 420.274 kunjungan.
“Kunjungan terbanyak berasal dari Malaysia (46.134 wisatawan), Tiongkok (43.815 wisatawan), dan Singapura (18.799 wisatawan),” ungkap Martin.
Data Leads Property memperlihatkan, rata-rata tarif harian (Average Daily Rate/ADR) hotel di Jakarta pada Kuartal II 2025 turun 4,4% dibandingkan kuartal sebelumnya, sehingga ADR berada di kisaran Rp1,5 juta per kamar per malam.
Di sisi lain, pelonggaran kebijakan efisiensi anggaran pemerintah mendorong peningkatan tingkat hunian hotel di Jakarta pada Kuartal II 2025.
Pada kuartal kedua, tingkat hunian rata-rata meningkat 7,5% secara kuartalan (QoQ), mencapai 61,01% secara keseluruhan.
Baca Juga: Andalkan Kekuatan Brand, Kinerja Hotel Bintang 5 di Jakarta Membaik
Tingkat hunian hotel bintang 3 meningkat signifikan, dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daerah yang memperbolehkan penyelenggaraan rapat, di mana segmen ini dianggap sebagai pilihan yang lebih sering digunakan.
“Selain itu, kehadiran acara seperti konser musik dan lomba maraton di Jakarta juga turut berkontribusi pada peningkatan ini,” tutur Martin Samuel Hutapea.
Hotel segmen upscale tetap menunjukkan kinerja kuat, didukung oleh brand global ternama yang memungkinkan mereka menarik wisatawan maupun klien sektor swasta.
Berdasarkan segmen, hotel bintang 3 mengalami kenaikan tajam sebesar 4,9% dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan ADR sebesar Rp509.791 per kamar per malam.
Sementara itu, hotel bintang 5 turun 4,0% QoQ menjadi Rp2,5 juta per kamar per malam. Pada periode yang sama, hotel bintang 4 mencatat pertumbuhan ADR sebesar 1,9%, menegaskan komitmennya untuk mempertahankan harga yang kompetitif.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Pemerintah Berimbas Signifikan Bagi Industri Perhotelan di Jakarta
Bakal Terus Membaik
Leads Property memprediksi, setelah mengalami tekanan pasar pada kuartal sebelumnya, industri perhotelan di Indonesia, termasuk Jakarta, akan terus membaik.
Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah wisatawan akibat pelonggaran kebijakan pemerintah yang membantu mendorong permintaan. Pemerintah pun terus mendukung penyelenggaraan berbagai acara secara berkelanjutan.
Menurut Martin, dari sisi pasokan, dalam upaya memperluas portofolio hotel, operator juga akan menargetkan keberadaan di menara apartemen yang belum terjual untuk menghindari biaya investasi lahan yang tinggi.
“Strategi ini telah terbukti berhasil di beberapa cabang, terutama yang didukung oleh segmen upscale,” pungkasnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News