Beranda Proyek Baru Oktober 2025, Vasanta Group Buka Mawatu: Kota Terpadu Pertama di Labuan Bajo

Oktober 2025, Vasanta Group Buka Mawatu: Kota Terpadu Pertama di Labuan Bajo

Dikembangkan di atas lahan seluas 12 hektare di tepi pantai Batu Cermin, Mawatu dirancang untuk memperkuat infrastruktur Labuan Bajo, sekaligus menciptakan destinasi baru yang dinamis.

219
0
Mawatu Labuan Bajo Vasanta Group realestat.id dok
Mawatu, Labuan Bajo (Foto: Vasanta Group)
Google search engine

RealEstat.id (Labuan Bajo) – Sebagai salah satu proyek unggulan Vasanta Group, Mawatu hadir seiring dengan ditetapkannya Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas Indonesia.

Proyek ini menjadi pusat kota terpadu pertama sekaligus destinasi gaya hidup modern di Labuan Bajo, yang menghadirkan perpaduan pariwisata, komersial, dan keberlanjutan dengan dukungan infrastruktur kelas dunia.

Dikembangkan di atas lahan seluas 12 hektare di tepi pantai Batu Cermin, Mawatu dirancang untuk memperkuat infrastruktur Labuan Bajo, sekaligus menciptakan sebuah destinasi baru yang dinamis.

Kawasan ini memiliki kapasitas cadangan air bersih 700 m³ melalui kerja sama dengan PDAM Labuan Bajo dan teknologi SWRO (Sea Water Reverse Osmosis), serta pasokan listrik 6,2 MW dari PLN yang diperkuat dengan kesiagaan generator.

Baca Juga: Vasanta Group Hadirkan Commercial Village di Proyek Mixed-Use Mawatu, Labuan Bajo

Jalur pedestrian ramah lingkungan menghubungkan area pantai, amphitheater, hingga zona komersial untuk mendorong mobilitas yang aman dan nyaman.

Setelah proses pembangunan selama 2,5 tahun sejak groundbreaking pada 2023, Mawatu dijadwalkan resmi dibuka untuk publik mulai Oktober 2025.

Kehadiran proyek ini pun menarik sejumlah merek nasional terkemuka, seperti Alto Mare, Sensatia, Cinema XXI, Vineyard, Guardian Pharmacy, Native, hingga Charis Se’i, serta beach club yang dikelola oleh LYD Group.

Menurut Denny Asalim, CEO Vasanta Group, kehadiran brand-brand tersebut memperkuat positioning Mawatu sebagai destinasi gaya hidup baru di Labuan Bajo.

Baca Juga: Tawarkan Yield 8%, Fase I Mawatu Labuan Bajo Rampung Akhir 2023

Dia mengaku sangat antusias melihat Mawatu siap menyambut publik pada Oktober 2025, apalagi semakin banyak brand lokal yang berminat untuk berkolaborasi seiring dengan kemajuan pembangunan proyek ini.

“Lebih dari sekadar proyek, Mawatu mencerminkan komitmen kami dalam menghadirkan pusat kota berkelanjutan dengan infrastruktur kuat, yang mampu mendukung perekonomian lokal, menjaga keindahan alam, dan sekaligus membuka Labuan Bajo ke dunia internasional,” tuturnya.

mawatu labuan bajo NTT realestat.id dok
Mawatu, Labuan Bajo (Foto: istimewa)

Seiring Visi Pemerintah

Perekonomian Labuan Bajo mencerminkan daya tahan yang solid. Pada tahun 2023, Kabupaten Manggarai Barat mencatat pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sebesar 4,77%.

PDRB yang tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut, didorong oleh peningkatan signifikan pada sektor akomodasi dan F&B yang tumbuh 33,54%. Pertumbuhan ini berlanjut di tahun 2024, mencapai 4,93%, melampaui rata-rata provinsi.

Baca Juga: Vasanta Group: ‘We See What Other People Don’t See’

Meskipun kunjungan wisatawan sempat menurun 3% akibat erupsi Gunung Lewotobi pada 2024, Labuan Bajo tetap menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Investasi pemerintah juga menegaskan potensi masa depan kota ini, termasuk pembangunan jalan akses Labuan Bajo–Golo Mori sepanjang 25 km yang akan meningkatkan konektivitas regional.

“Kehadiran Mawatu selaras dengan visi tersebut, tidak hanya sebagai pusat gaya hidup, tetapi juga sebagai katalis pertumbuhan ekonomi daerah,” terang Denny Asalim.

Lebih lanjut dia menuturkan, sebagai kawasan gaya hidup terpadu, Mawatu mengintegrasikan fungsi hunian, komersial, perhotelan, serta fasilitas publik.

Baca Juga: Shila at Sawangan Helat Topping Off Casacomo, Hunian Low-Rise di Peninsula District

Setiap unit dirancang dengan material ramah lingkungan yang memaksimalkan cahaya alami dan sirkulasi udara, sekaligus meminimalkan dampak terhadap lingkungan.

Akses publik menjadi bagian penting dari pengembangan kawasan, dengan area pantai yang terbuka untuk masyarakat, ruang budaya seperti amphitheater, serta jalur pedestrian yang nyaman bagi warga maupun wisatawan.

“Dengan menetapkan standar baru dalam infrastruktur dan desain berorientasi komunitas, Mawatu tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga meletakkan fondasi bagi transformasi Labuan Bajo menuju destinasi pariwisata global yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News